Kunci Bahagia Adalah Syukur

Kunci Bahagia Adalah Syukur - Kajian Islam Tarakan

KUNCI BAHAGIA ADALAH SYUKUR

️Hati yang lapang, bahagia dan selalu bersyukur tidak akan kita dapati kecuali dengan taufik dari Allah. Hati yang lapang tidak akan kita dapatkan kecuali dengan menerima perintah Allah dengan keikhlasan, mengikuti-Nya, menaati-Nya, dan kembali kepada-Nya. Hati yang lapang tidak akan kita dapatkan kecuali dengan kesungguhan usaha untuk memperolehnya dan mengharap ridha dari Allah.

Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah. Jadilah orang yang menerima seluruh apa yang Allah perintahkan. Jadilah orang yang menempuh jalan Rasulullah. 

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ. ] رواه مسلم، 2664

“Bersungguh-sungguhlah kepada apa yang bermanfaat untukmu dan mintalah tolong kepada Allah.” (HR Muslim, 2664)

Allah berfirman,

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?” [Az-Zumar: 22].

Lapangnya dada (Lapangnya hati) adalah sesuatu yang sangat istimewa. Seorang hamba butuh kepada taufik dan pertolongan dari Allah untuk merealisasikan dan mendapatkannya. Ada beberapa sebab yang bisa membuat dada seseorang terasa lapang, di antaranya adalah:

Pertama: mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan agama kepada-Nya. Berlepas diri dari kesyirikan dan menjauhinya. Baik syirik yang tersembunyi maupun yang tampak. Baik yang besar ataupun yang kecil. Tauhid adalah perkara paling utama yang menyebabkan hati dan dada seseorang terasa lapang. Dan lawannya adalah syirik yang merupakan sebab utama yang menjadikan hati seseorang menjadi gelap dan dadanya terasa sempit.

Kedua: mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Menempuh petunjuk dan jalannya yang lurus. Dan meneladani petunjuknya. Bagaimana tidak? Beliau adalah orang yang paling baik akhlaknya. Paling indah dan bersih track record perjalanan hidupnya atau sirahnya. Barangsiapa yang mengikuti petunjuknya, maka dadanya akan terasa lapang. Jiwanya terasa tenang. Dan hatinya pun bebas dari gundah dan kesedihan.

Ketiga: mempelajari ilmu syar’i bersumber dari Alquran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semakin seseorang mendapatkan dan memperdalam ilmu ini untuk mendekatkan diri kepada Allah, semakin lapanglah dadanya dan semakin baik keadaannya. Kebalikan dari itu adalah apabila seseorang tidak mengenal agamanya. Di hatinya terdapat kegelapan dan kesulitan dalam urusannya.

Keempat: kembali kepada Allah, melaksanakan ketaatan, dan giat beribadah kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Ketaatan dan ibadah adalah kelapangan hati, kehidupan jiwa, dan kebahagiaan di dalam dada. Di dalam hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا بِلَالُ أَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ 

“Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat.”

Dalam hadits lainnya, beliau bersabda,

جُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ

“Dijadikan penyejuk hatiku di dalam shalat.”

Ketaatan secara umum adalah istirahat bagi jiwa, kebahagiaan, dan ketenangannya.

Kelima: senantiasa mengingat Allah Jalla wa ‘Ala. Mengingat Allah atau berdzikir kepada-Nya membuat hati tenang dan dada terasa lapang. Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28).

Keenam: berbuat kebajikan. Allah Ta’ala berfirman,

وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195).

Berbuat kebajikan dapat dilakukan saat seseorang memiliki posisi, atau dengan harta, tenaga, dan lain sebagainya. Barangsiapa yang berbuat baik kepada hamba Allah, maka Allah Tabaraka wa Ta’ala akan memberi kelapangan di hatinya. Memudahkan urusannya. Memperbaiki keadaannya. Atau bahkan melipatgandakan hartanya. Adapun orang yang pelit, maka dadanya akan terasa sesak. Jiwanya terasa kering. Dan rejekinya pun sempit.

Ketujuh: menjauhi hal-hal yang menjadi racun dan penyakit bagi hati. Hal-hal yang menyebabkan hati menjadi sakit sangatlah banyak. Seperti: hasad, dengki, iri, dll. Semua ini adalah jalan yang tercela dan rendah. Apabila hati seseorang dirasuki hal-hal tersebut, maka ia akan rusak, menjadikannya gelap, dan membuatnya menjadi sempit. Akhirnya ia merasa keadaannya kurang nyaman dan hartanya pun tidak berkah.

Kedelapan: menjaga lisan dari perkataan yang haram. Menjaga telinga dari mendengar yang haram. Dan menjaga pandangan dari hal-hal yang haram. Banyak mendengar, melihat, dan berbicara dapat berdampak negatif bagi pelakunya. Karena yang demikian bisa mengantarkan seseorang pada kesedihan, kegalauan, dan dampak-dampak tidak terpuji lainnya.

Kesembilan: Sering hadir ke majelis ilmu dan sholawat. Dengan kehadiran, selain mendapatkan ilmu dan keberkahan, siraman rohani yang kita dengar akan melembutkan hati dan menerangi hatiyang selalu terperdaya dengan gemerlapnya dunia.

Wallahu a'lam.

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan taufiqNya untuk kita semua.

Sumber FB Ustadz : Alhabib Quraisy Baharun

20 Juni 2021 pukul 11.10  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kunci Bahagia Adalah Syukur". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait