Hakikat Khusnul Khatimah

Hakikat Khusnul Khatimah - Kajian Islam Tarakan

*⭐HAKIKAT KHUSNUL KHATIMAH*

Banyak orang yang salah kaprah memaknai istilah kematian yang baik atau yang biasa disebut khusnul Khatimah. 

Menganggap bahwa seseorang itu pasti mati dalam keadaan khusnul khatimah bila sedang berada masjid, mengunjungi pesantren, di majelis ilmu atau ketika sedang membaca al Qur'an.

Sedangkan wafat di atas pembaringan, baik di rumah sakit maupun di rumah, dianggap hanya terduga saja atau hanya bisa diharapkan mati khusnul khatimah.

Lalu yang matinya di tempat maksiat, meski sekedar lewat melintas, langsung divonis matinya su'ul Khatimah.

Tentu pemahaman ini kurang tepat, dan harus diluruskan, karena :

*Pertama,* jika kita melihat kehidupan orang shalih yang sebenar-benarnya shalih, yang ketika matinya tak usah diragukan lagi ke-khusnul khatimah-hannya, mereka tidaklah wafat seperti gambaran kita tentang cara mati khusnul Khatimah.

Nabi shalallahu'alaihi wasallam, Abu bakar radhiyallahu'anhu, dan sederetan nama besar dari kalangan para sahabat, menemui ajalnya diatas ranjang tempat tidurnya.

Mereka tidak wafat saat sujud, atau ketika memegang mushaf, atau saat mendirikan shalat, atau hal lainnya yang sering kita jadikan sebagai tolak ukur model kematian khusnul khatimah.

*Kedua,* khusnul khatimah adalah penutup yang baik dari sebuah perjalanan hidup yang dijalani dengan baik.

 Ia bukan semacam keajaiban yang datang tiba-tiba apalagi hanya kebetulan. Tapi mati khusnul khatimah adalah hasil jerih payah dari sebuah perjalanan hidup fisabillah.

Karenanya sebagian ulama mengatakan : *"Siapa yang hidup di atas pola tertentu, maka ia akan dimatikan dalam keadaan seperti itu."*

Sehingga, ketika seseorang istiqamah menjaga ibadah, memelihara kemurnian aqidah dan senantiasa menghidupkan sunnah Rasulillah, insyaallah ia akan bertemu khusnul khatimah meski mati di rumah, ketika safar atau bahkan sedang berada di negeri kafir.

Sebaliknya, ketika seseorang menelantarkan ajaran agamanya. Menyepelekan syariat Tuhannya. Ia akan dimatikan dalam keadaan su'ul khatimah jika tidak bertaubat, meski matinya saat  berada di dalam masjid.

*Ketiga,* Rasulullah bersabda :

اذكروا محاسن موتاكم وكفوا عن مساويهم

_“Sebutlah kebaikan orang yang meninggal dan tahanlah dari membicarakan keburukan mereka”_ (HR. Abu Daud)

Maka berdasarkan hadits diatas, kita memang diperintahkan jika melihat orang yang mati dalam keadaan baik, kita berdoa dan berprasangka baik, ia khusnul Khatimah. 

Tapi tidak berarti jika kita melihat hal yang kurang baik dari si mayit, kita lantas dibolehkan menvonis ia su'ul khatimah. 

Karena hakikat baik atau tidaknya akhir dari kehidupan seseorang, hanya Allah yang tahu. Kita hanya menilai dengan yang dzahir atau yang nampak saja.

Maka boleh jadi, seseorang yang mati di diskotik atau tempat maksiat, dalam keadaan husnul khatimah, karena ia diwafatkan ketika berdakwah. 

Dan sebaliknya seseorang yang dimatikan di rumah Allah bisa saja su'ul khatimah, karena ia sedang berencana mencuri uang kas jama'ah.

Wallahu a'lam.

©AST

═══ ❁✿❁ ═══

 ⤵️https://t.me/subulana

📱facebook.com/AhmadSyahrinThoriq

🌐www.konsultasislam.com

Sumber WAG : SUBULANA I

24 Juli 2021 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Hakikat Khusnul Khatimah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait