Yahudi Dalam Al-Quran #3

Yahudi Dalam Al-Quran 3 - Kajian Islam Tarakan

Yahudi Dalam Al-Quran #3

PENGKHIANATAN YAHUDI DI MASA KENABIAN

Oleh : Ahmad Sarwat, Lc.MA

Meneliti jejak sejarah kehidupan kaum Yahudi Madinah di masa kenabian, kita menemukan beberapa fakta unik. 

Salah satunya bahwa Yahudi di masa itu bukan sebuah negara besar dengan jumlah pasukan perang berlimpah dengan kekuatan yang menakutkan, sebagaimana tentara Israel di masa sekarang.

Yahudi di masa itu tidak punya negara sendiri. Tidak punya kekuatan mandiri, cenderung hanya jadi benalu atau parasit yang tidak bisa hidup kecuali ada inangnya. 

Secara teknik, Yahudi justru termasuk warga Madinah, yang diikat dengan Piagam Madinah. Di bawah piagam inilah muslim dan Yahudi hidup bersama dan membangun pakta pertahanan bersama.

Piagam Madinah memposisikan yahudi dan umat Islam berada pada satu pihak yang sama, setidaknya di awalnya. Mereka hidup berdampingan, saling bertoleransi dalam urusan agama, saling membela dalam urusan pertahanan dalam negeri. 

Jadi memang bukan dua negara atau kerajaan yang bermusuhan dan berhadap-hadapan seperti layaknya Mekkah vs Madinah. 

Yahudi itu bukan siapa-siapa, bukan orang lain, bukan negara api yang siap menyerang. Yahudi itu adalah warga Madinah yang mengikatkan diri untuk hidup berdampingan dengan umat Islam.

Sebenarnya tidak ada perang dalam arti secara fisik melawan Yahudi sebagai warga negara sendiri. Yang ada adalah penumpasan terhadap para pengkhianat bangsa yang telah mencederai perjanjian dan kesepakatan. 

Seperti kita bangsa Indonesia menumpas berbagai macam pemberontakan para pengkhianat bangsa. 

Kalau pun mau disebut perang, seperti yang terjadi pada Perang Bani Qainuqa', Bani Nadhir, Bani Quraidhah atau pun yahudi Khaibar, sebenarnya yang terjadi adalah sekedar pembungkaman saja. 

Gara-garanya yahudi itu berkhianat, culas, curang, menohok kawan seiring, menggunting dalam lipatan dan menyalip di tikungan. 

Maka dari empat kali operasi besar penumpasan kekuatan Yahudi, tak satupun yang mendapat perlawanan berarti dari mereka. 

Ada empat klan yahudi besar di Madinah saat itu, dan semuanya dengan mudah ditaklukkan.

Mereka itu adalah Yahudi Bani Qainuqa', Yahudi Bani Nadhir, Yahudi Bani Quraidhah dan Yahudi Khaibar. Memang orang yahudi punya benteng untuk persembunyian. Namun mudah sekali menjebol benteng mereka.

1. Benteng Yahudi Bani Qainuqa'

Pada pertengahan Syawal tahun kedua Hijriyah benteng yahudi BaniQainuwa' dengan mudah direbut. Rasulullah SAW dan segenap warga Madinah sepakat mengusir mereka keluar dari Madinah. 

Yahudi Bani Qainuqa' ini adalah suku Yahudi pertama yang melanggar pakta Piagam Madinah. Yang lainnya saat itu masih anteng dan belum dapat kesempatan. 

Peristiwanya sendiri diawali dari pembunuhan berencana yang dilakukan pihak pimpinan Bani Qainuqa' secara keji dan matang kepada seorang shahabat muslim.

Padahal korban ini lagi membela kehormatan wanita muslimah yang nyaris ditelanjangi dan dirobek pakaiannya oleh sekelompok pemuda Yahudi di pasar Bani Qainuqa'. 

Para pembesar Bani Qainuqa' bukannya minta maaf demi meredam kemarahan kaum muslimin, tapi malah sengaja menantang perang terbuka. 

Padahal pasukan muslimin baru saja memang Perang Badar di tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriyah itu. 

Jadi sangat percaya diri kalau hanya urusan bertindak tegas kepada Bani Qainuqa'. 

Ternyata mental Yahudi itu benar-benar mental tempe. Alih-alih secara lantang berhadapan dengan kaum muslimin head to head di Medan laga, mereka malah memilih ngumpet kayak anak kecil di dalam benteng. 

Di kepunglah benteng itu dan diblokade sedemikian rupa. Ujung-ujungnya mudah ditebak, mereka menyerah sambil kibarkan bendera putih. 

Satu klan Yahudi terpaksa harus hengkang dari Madinah sebagai pengkhianat. 

2. Benteng Yahudi Bani Nadhir 

Konfrontasi yang kedua melawan Yahdui Bani Nadhir. 

Dosa Yahusi Bani Nadhir ini berkonspirasi melakukan percobaan pembunuhan terhadap diri Rasulullah SAW. Namun upaya licik mereka ketahuan dan rencana makar jahat mereka bisa dimentahkan. 

Lagi-lagi Yahudi memperlihatkan sikap childisnya. Bukannya sigap bertempur di Medan laga, tapi malah lari dan sembunyi di bentengerrka. 

Karuan saja benteng mereka direbut dengan mudah. Peristiwanya terjsdi pada tahun keempat hijriyah. 

Lokasinya di Wadi Mudzaineb, Tenggara Madinah, sekira 3,5 km dari Masjid Nabawi dan satu kilometer dari Masjid Quba

Untuk kesua kalinya Madinah mengusir warga Yahudi. Sisanya banyak yang melarikan diri ke Khaibar dan tempat lain.

3. Benteng Yahudi Bani Quraidhah

Tidak kapok melihat teman-temannya terusir akibat berkhiatan, kali ini giliran Yahudi Bani Quraidhah bikin ulah.

Mereka jadi  biang keladi pengkhianatan di balik kekuatan lobi dan jaringan yang mereka miliki. Akibatnya Madinah sempat dikepung beberapa hari oleh 10.000 pasukan gabungan yang dikenal dalam sejarah sebagai Perang Khandaq di tahun kelima hijriyah.

Setelah pengempungnya bubar, otaknya yaitu Yahudi Bani Quraidhah gantian dikepung oleh Nabi SAW hingga berhasil ditumpas. 

Sebenarnya usai brodolnya pasukan Ahzab, Nabi SAW sudah merasa selesai perang. Beliau sudah pulang dan meletakkan baju besi serta persenjataannya. 

Namun Jibril datang dan menegurnya seraya membawa perintah langsung dari langit untuk mengepung Benteng Yahudi Bani Quraidhah. 

Bahkan perintahnya harus sesegera mungkin dilaksanakan, hingga shalat Ashar pun dinomor-duakan. 

لا يصلّينّ أحدٌ العصرَ إلاّ في بني قريظة

Janganlah ada di antara kalian yang shalat Ashar, kecuali di Bani Quraidhah. 

Lagi-lagi Yahudi mengandalkan benteng sebagai tempat persembunyian. Karuan sajs mereka diblokade dan dipenjara hidup-hidup. 

Dan ujung-ujungnya mereka mati juga. Percuma melawan. Ibnu Hisyam dalam kitab Sirahnya menyebutkan bahwa sekitar 600-700 kepala Yahudi dipenggal akibat pengkhianatan mereka. 

4. Benteng Yahudi Khaibar

Semua kekuatan yahudi di Madinah sudah berhasil dilucuti satu per satu. Sisanya terkontrasi di wilayah Khaibar, beberapa kilometer dari kota Madinah. 

Namun di tahun keenam hijriyah, benteng Khaibar ini pun berhasil direbut. Lahan-lahan pertanian kurma mereka pun berhasil dirampas dan menjadi milik umat Islam dengan sistem bagi hasil (muzaro'ah). 

Sejak peristiwa Khaibar itu, nyaris tidak pernah lagi ada kekuatan real yahudi secara militer. Mereka tidak punya pasukan dan tidak punya persenjataan. 

oOo

Yahudi Menjadi Pesakitan

Setelah dihabisi di Madinah itu, komunitas yahudi ini sepanjang sejarah menjadi komunitas yang paling rentan, lemah dan tak berdaya. 

Saya gambarkan mirip dengan kejadian ketika mereka masih di zaman Firaun. Bukan hanya jadi budak di Mesir, namun mental mereka juga menjadi budak secara turun temurun. 

Mereka adalah bangsa yang paling tidak siap untuk bangkit dan melawan Fira'un. Karena itulah Nabi Musa alaihissalam harus berkali-kali gagal untuk mengajak mereka eksodus keluar dari Mesir kembali ke tanah nenek moyang dan leluhur. 

Dan ketika akhirnya berhasil eksodus menyeberangi Laut Merah, mereka tidak mau masuk ke negeri tujuan, karena takut berhadapan dengan raja Nebucadnezar (بخطنصر). 

Malah mereka suruh Nabi Musa sendirian perang melawan raja, mereka mau duduk-duduk saja cari aman. 

قَالُوا يَا مُوسَىٰ إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا ۖ فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ

Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja". (QS. Al-Maidah : 24)

Kira-kira seperti itu juga lah lemahnya mereka seusai ditumpas di masa kenabian Muhammad SAW. Mereka jadi pesakitan di Madinah dan di berbagai negeri. 

Saya katakan unik, karena kita hari ini membandingkannya dengan tentara Israel yang menyerang penduduk sipil.

Padahal sepanjang sejarah, justru komunitas yahudi ini termasuk yang sangat dilindungi oleh Rasulullah SAW. Setidaknya untuk ukuran di masa itu. 

Kalau dalam ilmu fiqih kita mengenal istilah ahlu dzimmah atau kafir dzimmi, secara teknis yang dimaksud tidak lain adalah komunitas yahudi itu. 

عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ، قالَ: قالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إنَّ اللَّهَ قالَ: مَن عادى لِي ولِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ

Hadits yang dishahihkan oleh Al-Bukhari dan amat terkenal ini sangat melindungi hak-hak orang kafir di masa kenabian. Dan ternyata kebanyakan ahli dzimmah di masa itu memang komunitas yahudi. 

Dan di masa-masa berikutnya, tidak ada tempat paling aman bagi komunitas yahudi untuk bisa hidup aman di bawah jaminan negara, kecuali di pusat-pusat khilafah Islam. 

Makanya jangan kaget kalau di Istambul itu kok banyak sekali komunitas yahudi. Soalnya dulu kakek moyang mereka memang dilindungi oleh para khalifah Turki Utsmani. 

oOo

Yahudi 14 Abad Kemudian

Rupanya posisi lemah yang kapan saja bisa ditumpas, dikalahkan, disebut dan dibunuhi secara masal sepanjang sejarah, membuat yahudi hari ini bertekad untuk membangun kekuatan dari segala sisi.

Sangat kontras dan jadi anomali yang teramat unik, kalau kita bandingkan antara kelemahan yahudi sepanjang masa kenabian dan masa-masa sesudahnya, dibandingkan dengan kekuatan yang sudah mereka miliki dewasa ini. 

Yahudi sudah mengalami evolusi dan perubahan wujud yang benar-benar 100 persen berbeda. Mereka sudah tidak merasa perlu lagi perlindungan dari para khalifah, karena negeri muslim sudah runtuh. 

Dan sebagai gantinya, mereka itulah yang sekarang ini jadi penguasa dengan kekuatan amat menakjubkan. 

Mereka sudah punya banyak kekuatan yang akan memproteksi mereka dari berbagai ancaman. Meski jumlahnya terbatas, sebagian menyebut populasi mereka hanya sekitar 15 jutaan saja di dunia ini, namun mereka punya sumber daya manusia yang paling berkualitas.

Mereka juga sudah berhasil membangun raksasa industri kelas dunia, menguasai juga semua jalur perdagangan internasional, jaringan ekonomi hampir semua negara, punya kekuatan ekstra dalam lobi-lobi politik di banyak negara.

Selain itu juga punya kekuatan media massa, baik yang mainstream seperti TV, radio, koran, majalah, tabloid ataupun yang bersifat media-sosial. Dan mereka pastinya punya kontrol yang teramat kuat dengan media milik mereka.

Dari segi industri taktis, mereka juga punya pabrik senjata militer tercanggih di dunia. Konsumennya justru negara-negara muslim yang rajin perang saudara dengan sesama. 

Berbagai kekuatan anti yahudi di dunia ini sudah lama bersatu, untuk mengepung yahudi. Namun hegemoni yahudi untuk ukuran saat ini secara di atas kertas memang masih terlalu tangguh.

Sekedar contoh saja, ketika Mesir dan negara-negara Arab masih perang secara terbuka melawan Israel, ternyata kekuatan ekonomi bangsa Arab ada di bawah belas kasihan Israel. 

Hampir semua bahan kebutuhan hidup bangsa Arab diproduksi oleh Israel. Kalau Israel berhenti memberi suplai semua bahan kebutuhan bangsa Arab, maka negara Arab pun hilang dari peta dunia. Kita beli semua dari Israil, mulai peluru kendali hingga jarum pentul. 

Makanya boikot produk Israel di negeri Arab itu memang teramat masuk akal sekaligus tidak masuk akal juga. Masuk akal karena kalau tidak dibeli, pastinya perusahaan milik Israel akan merugi karena kehilangan banyak pembeli.

Tapi tidak masuk akalnya, kehilangan banyak pembeli pastinya tidak lantas bikin ekonomi mereka terpuruk. Karena sumber dana mereka tentu saja bukan hanya dari sekedar jualan makanan atau kebutuhan sehari-hari.

Mungkin satu dua perusahaan bangkrut itu biasa saja. Sebab mereka masih punya jutaan perusahaan raksasa kelas dunia. 

Makanya bangsa Arab dan umumnya siapa pun yang bermusuhan dengan Israel harus punya banyak siasat sekaligus banyak akal. Tidak bisa main lurus-lurus saja. Terlalu banyak pertimbangan yang harus dihitung ulang. 

Kalau hitungan amat sederhana sih mungki saja. Misalnya, kenapa umat Islam sedunia yang jumlahnya 1,8 milyar tidak menggeruduk Israel saja? Kan mereka cuma sedikit jumlahnya.

Sampai disana tidak usah perang, cukup kencingin saja bersama-sama secara massal bersama 1,8 milyar orang. Ditanggung negeri itu akan kesulitan menghadapi bencara banjir tingkat nasional. 

Mana air banjirnya bau pete sama jengkol pula . . .

baca juga : 

  1. Yahudi Dalam Al-Quran #1
  2. Yahudi Dalam Al-Quran #2
  3. Yahudi Dalam Al-Quran #3

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

27 Mei 2021

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Yahudi Dalam Al-Quran #3". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait