Wahhabi vs Aswaja, Perang Dalil

Wahhabi vs Aswaja, Perang Dalil - Kajian Islam Tarakan

WAHHABI vs ASWAJA, PERANG DALIL

[29/5 05.24] Shofri: 

Assalamualaikum wr wb.

Pak Kiyai mohon pencerahannya atas pertanyaan teman saya di group sbb:

Bagaimana pendapatnya terhadap kaidah:

"Dalam hal muamalah, semua dibolehkan kecuali yang dilarang."

"Dalam hal ubudiyah, semua terlarang kecuali yang diperintahkan"

Syukran. Sofri H.

[29/5 06.01] Luthfi Bashori: 

1. Kaedah ini bukan berasal dari Nabi SAW.

2. Biasanya dari kalangan Wahhabi banyak menggunakan kaedah ini untuk menghantam amaliyah Aswaja, seperti amaliyah Tahlilan, mereka tuduh sebagai amalan yg tidak diperintahkan dan tidak dicontohkan.

Padahal Nabi SAW perintah Tahlilan lewat hadits:

اقرؤا يس على موتاكم (رواه ابو داود)

Bacakan surat Yasin untuk mayit kalian. (HR. Abu Dawud).

Yang namanya acara Tahlilan itu, ya baca surat Yasin untuk mayit, ditambah doa-doa terkait, termasuk baca dzikir Laa ilaaha illallah, sehingga lisan warga Nusantara memberi istilah TAHLILAN.

Anehnya kalangan Wahhabi justru berdalil dengan aturan kaedah yang tidak diperintahkan langsung oleh Nabi SAW.

Sedangkan Aswaja dalam urusan amaliyah Sunnah, berdalil dengan perintah Nabi SAW:

من سن في الإسلام سنة حسنة كان له أجرها وأجر من عمل بها من بعده لا ينقص من أجورهم شيئا، ومن سنَ في الإسلام سنةً سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها لا ينقص من أوزارهم شيئا

“Barangsiapa yang menciptakan amalan baru (sunnah) yang baik di dalam Islam, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan (kiriman) pahala orang yang menirukannya tanpa mengurangi pahala para penirunya. Barangsiapa yang menciptakan amalan baru yang buruk di dalam Islam, maka ia akan mendapatkan dosanya dan (kiriman) dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa para penirunya.” (HR. Muslim).

Dalam banyak amalan Sunnah, para ulama Aswaja bermaksud mengamalkan hadits shahih riwayat Imam Muslim di atas.

Kalau ibadah wajib, gak ada warga Aswaja yang menambah-nambahi dari tuntunan Syariat, seperti shalat 5 waktu, puasa Ramadhan, Zakat Fithrah & Maal, Haji, karena termasuk Ibadah yang Tauqifi (Doktrin Agama).

Namun untuk amalan Sunnah, maka bisa metodenya di-kreasi oleh umat, misalnya jumlah nominal sedekah Sunnah, bebas-bebas saja, karena tidak diatur oleh Syariat. 

Orang ingin bangus masjid/mushalla juga ibadah Sunnah, tidak diatur oleh Syariat, dimana letaknya dan apa warna cat yang dipilih, jadi bebas berkreasi, karena hukumnya Sunnah.

Baca surat Yasin untuk mayit hukumnya Sunnah, boleh dibaca sendirian, boleh ngajak seluruh keluarga, boleh juga mengajak warga kampung.

Dengan kebolehan kreasi ibadah Sunnah inilah, maka umat Islam yang berakal cerdas, dan berwawasan luas, akhirnya membuat acara Tahlilan yang hingga sekarang tetap lestari di tengah masyarakat.

Sayangnya, kalangan Wahhabi tidak mengakuinya, bahkan menuduh bahwa amalan Aswaja itu TIDAK DIPERINTAHKAN oleh Nabi SAW.

Kan aneh... kedengarannya.

[29/5 08.06] Shofri: 

Alhamdulillah, tercerahkan. Syukran Kiyai

Sumber FB Ustadz : Luthfi Bashori

29 Mei 2021 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Wahhabi vs Aswaja, Perang Dalil". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait