Malam 27 Ramadhan

Malam 27 Ramadhan - Kajian Islam Tarakan

MALAM 27 RAMADHAN

Tidak diragukan lagi, Lailatul Qadar terdapat pada bulan Ramadhan. Itulah malam yang dahulu dipilih untuk menurunkan Al-Qur'an.

Allah firman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan." (Al-Qadar: 1)

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

"Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." ( Al-Baqarah: 185)

Al-Hafidh Ibnu Hajar mengatakan tentang penentuan malamnya, "Para ulama berselisih pendapat dalam menentukan Lailatul Qadar dengan perbedaan yang sangat banyak. Setelah kami himpun, ternyata pendapat mereka mencapai lebih dari empat puluh pendapat." Kemudian beliau terangkan satu persatu dari pendapat tersebut beserta dalil-dalilnya. (Fathul Baari: IV/309)

Mayoritas ulama berpendapat, Lailatul Qadar terdapat pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, berdasarkan hadits 'Asiyah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)

Dari sepuluh hari terakhir itu, mayoritas ulama mengerucutkan pendapatnya pada malam-malam ganjilnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

"Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (HR. Al-Bukhari)

Demikian juga banyak dari mereka berpendapat, Lailatul Qadar jatuh pada malam ke 27 Ramadhan. Ini adalah pendapat sebagian sahabat, seperti Ubay bin Ka'ab yang beliau sampai berani memastikan dan bersumpah bahwa Lailatul Qadar ada pada malam ke 27, ia berkata:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

"Demi Allah, sunguh aku mengetahuinya dan kebanyakan pengetahuanku bahwa dia adalah malam yang Rasulullah perintahkan kami untuk bangun (shalat) padanya, yaitu malam ke 27." (HR. Muslim, 762)

Dan dalam hadits Mu'awiyah bin Abi Sufyan, dari Nabi bersabda tentang Lailatul Qadar,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

"Lailatul Qadar adalah malam ke dua puluh tujuh." (HR. Abu Dawud)

Sebagaimana dikatakan orang sholeh,

وَأَكْثَرُ مَا تَكُونُ لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ كَمَا كَانَ أبي بْنُ كَعْبٍ يَحْلِفُ أَنَّهَا لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

Dan kebanyakan lailatul qodr terjadi pada malam 27 Ramadhan sebagaimana Ubay bin Ka’ab pernah bersumpah bahwa lailatul qadr itu pada malam 27." 

Orang orang sholeh terdahulu berpendapat bahwa

 " lailatul qodr itu bisa terjadi kapan saja di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tidak terbatas di malam 27, akan tetapi ketika manusia mendengar (bahwa terdapat hadits yang shahih) malam 27 adalah malam yang paling diharapkan terjadinya lailatul qodr maka mereka pun berusaha untuk BERSEDEKAH LEBIH BANYAK di malam tersebut karena Allah berfirman,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

"Lailatul qodr lebih baik daripada 1000 bulan." [Al-Qodr: 3]

Maknanya adalah bersedekah dan beramal shalih di malam tersebut lebih baik daripada amalan selama 1000 bulan. Ini adalah sesuatu yang agung. Sepantasnya bagi manusia untuk memanfaatkan malam ini dengan berinfak, berbuat kebaikan, sholat dan amalan lainnya." 

Jangan lewatkan malam 27 ini.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda.

الْتَمِسُوْ مَا فِيْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُ كُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي

“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya” [HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165]

Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.(Tafsir Ibnu Katsir)

Semoga Allah memudahkan untuk menghidupkannya ...

Sumber FB Ustadz : Alhabib Quraisy Baharun

8 Mei 2021 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Malam 27 Ramadhan". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait