Kitab Kuning

Kitab Kuning

Kitab Kuning

Selama saya kuliah S-1 di LIPIA, saya belajar pakai kitab kuning langsung, bukan diktat karya dosen.

Dan karena sudah lulus tiga tahun persiapan bahasa, maka kitab-kitab kuning itu dibaca begitu saja langsung paham tanpa harus diartikan kata per kata macam di pesantren tradisional. 

Berikut ini kitab kuning yang saya masih ingat :

1. Bidayatul Mujtahid untuk Mata kuliah Fiqih karya Ibnu Rusyd (w. 595 H). Mata kuliah fiqih ini tiap hari diajakran mulai Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat selama 8 semester. 

2. Raudhatun Nazhir untuk Ushul Fiqih karya Ibnu Qudamah (w. 620 H). Mata kuliah ini diajarkan 4 kali dalam seminggu selama 8 semester.

3. Audhawul Masalik  Syarah Alfiyah Ibnu Malik untuk Nahwu karya Ibnu Hisyam Al-Anshari (w. 761H). Mata kuliah ini diajarkan 2 - 3 kali seminggu selama 8 semester.

4. Fathul Qadir untuk Tafsir karya Asy-Syaukani (w. 1250 H). Mata kuliah Tafsir diajarkan 2-3 kali seminggu selama 8 semester.

5. Subulus Salam untuk Hadits karya Ash-Shan'ani (w. 1182 H). Mata kulaih hadits diajarkan 2-3 kali seminggu selama 8 semester. 

6. Syarah Aqidah Thahawiyah.

7. Kifayatul Akhyar untuk mata kulaih Fiqih karya Al-Hishni (w. 829 H) untuk jenjang Takmili. Kitab pegangan Mazhab Syafi'i tulen. Dua semester habis tuntas bahas bab nikah dan bab muamalah. 

8. Matan AlGhayah Wa At-Taqrib karya Abu Syuja' AlAshfahani (w. 593 H). Ini kitab daar fiqih Syafi'i original. Diajarkan untuk jenjang I'dad Lughawi 4 semester. 

Coba perhatikan angka tahun wafat para penyusun kitab itu. Semuanya kitab klasik, alias kitab kuning sekuning kuningnya. 

9. Syair Arab Jahili tidak pakai kitab, hanya pakai diktat. Tapi jumlah baik syair yang kita wajib hafal di luar kepala cukup banyak.

Caranya kudu maju ke depan hafal satu per satu sambil diuraikan kata per kata dan sisi keindahannya. 

10. Tahfizh Qur'an 1 Juz per semester. Sehingga kuliah 8 semester minimal pernah hafal 8 juz. 

Saya bandingkan dengan teman seangkatan yang kuliah di Azhar Mesir, ternyata di zaman saya mereka tidak diperkenalkan kitab klasik seperti di atas. 

Mereka kuliah pakai diktat bikinan dosen. Memang berbahasa Arab, tapi karya orang zaman sekarang. Tapi untuk hafalannya mereka lebih banyak.

Namun hari ini anak saya kuliah di Azhar, masih pakai diktat kalau di kuliah. Tapi di masjid Azhar digelar daras dengan para masyaikh dengan kitab klasik. Nilai tambahnya: dapat sanad dan ijazah dari Syeikh.

NOTE

Kitab kuning klasik itu diampu oleh para dosen senior bergelar doktor dan profesor. Kebanyakannya malah bukan dosen Saudi, tapi dari Mesir. Ujung-ujungnya Azhar-azhar juga sih.

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

8 Mei 2021 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kitab Kuning". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait