Al-Shiyamu Junnah, Puasa itu adalah Junnah

Makna pesan suci: “Al-Shiyamu Junnah” (Puasa itu adalah junnah).

Bismillah... 

الجُنَّة ج جُنُنٌ: ”السَتر“. 

“Tutup/tabir”. 

الجُنَّة: ”كلُّ ما وقى من السلاح“. 

“Segala sesuatu yang dapat menangkal senjata lawan”.

الجُنَّة والجُنان والجُنانة: ”التُرسُ“.

“Perisai”.

Dalam salah satu hadits yang terekam dalam:

- “Al-Mu'jamu Kabir” karya Imam al-Thabarni.

- “Majma' al-Zawa'id” karya Imam al-Haitsami.

- “Al-Jami`” karya Imam Al-Suyuthi.

Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam– bersabda:

”الصيام جنة، وهو حصن من حصون المؤمن“... الحديث.

“Puasa adalah junnah, dan ia merupakan benteng pertahanan yang amat kokoh bagi setiap mukmin”.

Jadi, puasa itu sebagai junnah, sebab ia mampu menahan dan mencegah seseorang dari melampiaskan syahawat (segela bentuk keinginan yang negatif dalam sudut pandang kamera syara`), sementara gerbang neraka hanya bisa didobrak dan dimasuki dengan mengikuti arahan serta petunjuk hawa nafsu.

Rasulullah bersabda:

”حُفَّتِ الجنَّةُ بالمَكارِهِ، وحُفَّتِ النَّارُ بالشَّهواتِ“. (رواه مسلم)

“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa yang fitrah) dan neraka itu diliputi oleh perkara-perkara yang digemari syahawat.” (HR. Muslim)

Imam Ibnul Atsir, dalam karyanya yang berjudul:

”النهاية في غريب الحديث“ –

beliau menegaskan:

1- معنى كونه جنة، أي: يقي صاحبه ما يؤذيه من الشهوات.

1- Makna puasa itu sebagai junnah adalah karena ia mampu melindungi dari segala sesuatu yang akan menyakiti dirinya memalui virus² syahawat yang ganas. 

وقال المناوي: (الصيام جنة) أي:

Menurut Imam al-Munawiy bahwa puasa itu sebagai junnah, maksudnya ialah:

2- سترة بين الصائم وبين النار. 

2- Penutup/penyekat/pendinding antara dia dan neraka.

3- أو حجاب بين الصائم وبين شهوته، لأنه يكسر الشهوة ويضعف القوة.

3- Atau pendinding antara dia dengan hawa nafsunya, sebab puasa mampu mendatarkan gejolak hawa nafsu atau bahkan bisa ditundukkan.

وقال أيضا: (الصيام جنة) أي:

4- ترس يدفع المعاصي أو النار عن الصائم، كما يدفع الترس السهم.

Beliau melanjutkan pemaparannya, bhw yang dimaksud dengan puasa itu junnah ialah:

4- Puasa itu menjadi perisai yang mampu mengelak-kan dirinya dari berbuat maksiat atau membentengi dirinya dari api neraka sebagaimana perisai bisa melindungi dari bidikan panah musuh.

Dalam hadits yang lain, Rasulullah bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

”الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ –مَرَّتَيْنِ– وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ [يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ] مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا“. (رواه البخاري)

Dalam riwayat ini jika dicermati, kita menemukan beberapa poin penting yang dilarang keras saat seseorang melaksanakan ibadah puasa, antara lain:

a/ Dilarang keras “رفث”.

Tidak satu tafsiran para mufassir dalam menafsirkan kata “rafats” ini. Disini beta angkat salah satunya, yaitu dilarang keras mengucapkan perkataan² yang tidak berfaidah, lebih² perkataan² yang dinilai haram oleh syara'.

b/ Dilarang keras “جهل”.

Yang dimaksud dengan diksi larangan ini disini ialah, jangan melakukan hal² yang sejatinya hanya pantas dilakukan oleh orang² yang bodoh. Maka puasa ini sesungguhnya sedang membangun akhlak mulia yang tinggi, serta mengajar kita utk mengikis habis segala prilaku yang rendah tidak bermartabat.

c/ Dilarang keras makan dan minum saat berpuasa (genggam erat nafas pesan ini setelah keluar bulan ramadhan, jangan makan berlebihan dan jangan makan makanan yang dinilai haram oleh syara').

d/ Dilarang keras membuntuti dan melampiaskan syahwat.

Qultu:

Onani adalah bagian dari melampiaskan syahwat. Meski ada segelintir yang berpendapat bhw onani tidak membatalkan puasa, tapi ber-onani ria telah mensenyap-lenyapkan makna dan tujuan dari pelaksanaan ibadah puasa itu sendiri.

الله أعلم-

Sumber FB Ustadz : Munir Mahyudin Munir

27 April 2021 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Al-Shiyamu Junnah, Puasa itu adalah Junnah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait