Kisah Sahal bin Abdullah Tasturi

Kisah Sahal bin Abdullah Tasturi - Kajian Islam Tarakan

Kisah Sahal bin Abdullah Tasturi

Mutiara Kisah

Seorang saleh dari kalangan thabi'in, Sahal bin Abdullah Tasturi menceritakan salah satu pengalaman pentingnya. Saat berusia tiga tahun, dia melihat pamannya Muhammad bin Suwar melaksanakan shalat. Setelah selesai, sang paman bertanya kepadanya, Tidakkah engkau berzikir kepada Allah yang menciptakanmu?" Sahal balik bertanya, "Bagaimana caranya?"

Muhammad bin Suwar kemudian menjelaskan, "Katakanlah dengan hatimu, Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku! Katakan hal itu sebanyak tiga kali tanpa menggerakkan lisan, ketika engkau hendak tidur.

Kemudian, dia pun melaksanakan nasihat itu selama beberapa malam Setelah sekian malam berlalu, Sahal memberitahukan hal tersebut kepada pamannya. "Lakukan hal itu tujuh kali dalam satu malam. pinta pamannya kembali. Nasihat itu pun dijalankan Sahal dengan sungguh-sungguh. Sang paman kemudian memintanya menambah zikir tersebut menjadi sebelas kali. "Saat saya melakukan hal itu selama satu tahun lamanya, pamanku berkata, Hapalkan apa yang telah aku ajarkan dan lakukanlah itu selalu sampai engkau masuk ke liang kubur Kata kata itu akan bermanfaat bagimu di dunia dan akhirat Wahai Sahal barangsiapa merasakan Allah bersamanya. Allah melihatnya dan Allah menyaksikannya, apakah dia akan melakukan maksiat kepada-Nya?"

Apa yang diajarkan Muhammad bin Suwar kepada Sahal Tasatturi. keponakannya, sangat sederhana, yaitu menggunakan metode pengulangan Menyebutkan suatu hal secara berulang ulang, melalui lisan, pikiran dan hati sekaligus, akan membuatnya tertanam kuat di alam bawah sadar Kalimat kalimat tersebut kemudian terinternalisasi dalam diri sampai akhirnya melahirkan kekuatan dahsyat yang mengendalikan segenap tingkah laku.

Selalu mengingat Allah, selain akan menjernihkan hati juga akan menjadikan hamba selalu merasa ditatap oleh-Nya. Inilah yang terpenting. sebagai esensi keimanan dan puncak kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya. Bukankah hal yang paling berkesan adalah hal yang paling diingat? Tidak ada yang paling diingat oleh seorang pecinta selain yang dicintainya. Rasulullah menyebutnya sebagai ihsan. "Sembahlah Allah seakan akan engkau melihat Nya. jika engkau tidak melihat-Nya, sesunggulnya Dia melihatmu" (HR Muslim)

"Jika kamu sendirian, jagalah hatimu. Jika kamu di tengah orang orang, jagalah lisanmu Jika kamu dihadapan meja makan, jagalah perutmu. Jika kamu di jalanan, jagalah matamu. Sesungguhnya Allah Taala melihatmu", demikian seorang ulama menasihatkan.

sumber : Asmaul Husna Untuk Hidup Penuh Makna

Sumber FB : KH. Abdullah Gymnastiar 

Kisah · 28 Februari 2021pada 18.00  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kisah Sahal bin Abdullah Tasturi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait