Perang Badar dan Air

Perang Badar dan Air - Kajian Islam Tarakan
Perang Badar dan Air

Yang sering baca kisah Sirah Nabawiyah pasti ingat, bahwa sebelum Perang Badar terjadi, ada   dialog Nabi SAW dan seorang shabahat terkait pemindahan posisi pasukan.

Shahabat itu usul agar pasukan mengambil-alih semua sumur di Badar. Yang bisa dikuasai dijaga, tapi yang tidak bisa dikuasai, langsung ditimbun biar tidak bisa digunakan.

Strategi ini rada curang sih, tapi Nabi SAW setuju. Beliau katakan bahwa perang itu tipu daya. Tidak dinyana, rupanya inilah salah satu faktor kemenangan, setelah tentu saja bantuan dari langit. 

Pasukan musyrikin Mekkah boleh sombong karena merasa menang jumlah, persenjataan komplit, atau bekal makanan berlimpah. Tapi kalau tidak bisa dapat pasokan air, bubar dan berantakan. 

Melintasi Padang pasir dari Mekkah sampai ke Badar bisa bawa persediaan air, tapi tetap terbatas. Padahal seribu pasukan tetap butuh minum. Kuda dan unta mereka juga. 

Tanpa air, bagaimana mereka bisa perang. Perang kok sambil haus. Pasti nggak konsen lah.

Lucunya, ketika ada satu orang mengeluarkan persediaan air minum yang dirahasiakan hasil dari berhemat-hemat, ternyata ketahuan temannya. Dan langsung terjadi keributan di tengah pasukan karena rebutan air.

Alih-alih perang melawan kaum muslimin, belum apa-apa mereka sendiri sudah perang saudara duluan, ngeributin air minum.

Jadi logis banget kenapa 300-an pasukan muslimin yang amatiran itu bisa unggul di Perang Badar. Bantuan dari Allah SWT sudah pasti lah itu.Tapi faktor manusiawi dan sunnatullah juga tetap ada.

Kuncinya sederhana sekali, ambil alih pasokan airnya. Musuh langsung kocar-kacir buyar kayak lontong kurang air. 

Mungkin di perang modern yang melibatkan berbagai alat elektronik, tinggal dipencet alat yang bikin semua peralatan itu nge-jam, langsung macet dan gak bisa nyala.

Perang melawan gerakan pemikiran liberal itu bisa dimenangkan dengan cara sederhana. Begitu aliran dana dari negara donor berhenti,  maka berhentilah para pengusung liberalisme di tanah air. 

Ternyata lagunya lagu klasik yaitu : ya danna ya dana dana, dana nya ya kagak ada. Syalalala . . .

Seorang ayah ketika kewalahan menghadapi kebandelan anaknya yang kelayapan melulu, gampang banget yaitu langsung hentikan uang jajan secara total. 

Langsung deh tuh anak jadi alim seketika. Jadi makhluk rumahan. Gak bisa kelayapan lagi. Mau naik motor gak bisa karena gak ada bensinnya. Mau nge-mall? Bokek abis, duit parkir aja nggak ada.

Kayak gitu itu jadi mirip parodi film futuristik, konon mesin akan mengambil alih dan memerangi manusia. Jadilah mereka robot pintar yang misinya membunuh manusia :  Terminator. 

Cara melawannya? Gampang, cabut aja listriknya. Langsung isdet

Sumber FB : Ahmad Sarwat

21 Januari 2021 pada 11.03  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Perang Badar dan Air". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait